Kekayaan, Kesuksesan, Kebahagiaan hidup.
Puncak tujuan hidup sebagian besar dari kita adalah kebahagiaan hidup berupa kesehatan, kekayaan, kemapanan ekonomi atau dengan kalimat lain "Harta yang tak habis-habisnya". Tapi jika diamati, sebagian mereka yang memiliki harta berlimpah, kesehatan, kemapanan ekonomi, pokoknya orang kaya-raya, tetap saja mencari dan terus mencari lebih banyak lagi harta-harta itu.
Jika benar kebahagiaan terletak di kenyamanan-kenyamanan hidup yang seperti itu. Makan enak, tidur nyenyak, tubuh kuat dan sehat, istri cantik, mobil bagus, harta berlimpah dan sebagainya, Mengapa Agama malah tidak menganjurkan kita menempuh jalan kebahagiaan yang demikian? Agama justru menganjurkan kita untuk berlapar-lapar dahaga (maksudnya tidak melarang makandan minum), mengurangi tidur (maksudnya tidak melarang tidur), memberikan sebagian harta yang kita miliki untuk orang lain. Yang sepintas (dalam tanda kutip) kita dianjurkan untuknhidup "Miskin". Sedangkan Tuhan melalui Agama pastinya tidak ingin dan tidak akan menyengsarakan hamba-hambanya dengan alasan apapun.
Pasti ada kedangkalannyang sangat serius didalam mindset dan pengetahuan kita tentang hidup ini. Secara naluri, pengetahuan kita tentang hidup hanyalah di dunia ini saja. Sedangkan Tuhan yang menciptakan dunia, menginformasikan bahwa hidup tidak hanya di dunia yg kecil mungil dan sebentar ini, ada akhirat yang luasnya seluas tujuh langit dan tujuh bumi, serta satuan waktu di akhirat adalah kekal dan abadi, kholodiina fiha abada. Atau jangan-jangan kita tidak percaya-percaya amat sama akhirat?? Sehingga kita menghalalkan segala cara untuk mencapai kekayaan, kesuksesan dan kejayaan.
Comments
Post a Comment